EFEKTIVITAS METODE BELAJAR MANDIRI DALAM PEMBELAJARAN QURAN HADIST DI MAN BLANG PIDIE
EFEKTIVITAS
METODE BELAJAR MANDIRI
DALAM PEMBELAJARAN QURAN HADIST DI MAN BLANG PIDIE
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Ismail Minardi
Mahasiswa
Fakultas Tarbiyah
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
NIM : 210615799
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2011 M/1432 H
OUTLINE
EFEKTIVITAS
METODE BELAJAR MANDIRI DALAM PEMBELAJARAN QURAN HADIST DI MAN BLANG PIDIE
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
C. Penjelasan
Istilah
D. Tujuan
dan Signifikan Penelitian
E. Hipotesis
BAB II : METODE BELAJAR MANDIRI DALAM PEMBELAJARAN QURAN
HADIST
A. Pengertian
Metode Belajar Mandiri
B. Dasar-dasar dan Tujuan Penggunaan
Metode Belajar Mandiri
C. Penerapan
Metode Belajar Mandiri Pada Pelajaran Qur’an Hadist
D. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Efektivitas Metode Belajar Mandiri dalam
Pelajaran
Qur’an Hadist
BAB III :
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis
Data Yang Dibutuhkan
B. Lokasi
dan Subjek Penelitian
C. Teknik
Pengumpulan Data
D. Tekhnik
Pengolahan Data
E. Pedoman
Penulisan
BAB IV : Hasil Penelitian
A. Profil
Sekolah MAN Blang Pidie
B. Penerapan
Metode Belajar Mandiri Dalam Pembelajaran Quran Hadist di MAN Blang Pidie
C. Efektivitas
Penggunaan Metode Belajar Mandiri Dalam Pelajaran Qur’an Hadist di MAN Blang
Pidie
D. Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Quran Hadist yang Menggunakan Metode Belajar
Mandiri dengan yang Tidak Menggunakan Metode Belajar Mandiri di MAN Blang Pidie
BAB V :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
EFEKTIVITAS
METODE BELAJAR MANDIRI DALAM PEMBELAJARAN QURAN HADIST DI MAN BLANG PIDIE
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk membimbing, membina dan mengarahkan manusia ke arah yang lebih baik.[1]
Karena itu, untuk mengembangkan kemampuan manusia melalui pendidikan, maka diperlukan proses pembelajaran dengan
berbagai metode atau cara semaksimal
mungkin. Dewasa ini metode belajar mandiri sangat
di galakkan, karena metode ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan berkesan dalam belajar. Proses
pembelajaran dengan metode belajar mandiri siswa dituntut untuk menggunakan
potensi akalnya lebih banyak dalam menyelidiki atau memahami suatu peristiwa, penomena dan peristiwa-peristiwa lain. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran
surat Al-Ghasyyaah: 17-20
xsùr& tbrãÝàYt n<Î) È@ÎM}$# y#ø2 ôMs)Î=äz ÇÊÐÈ n<Î)ur Ïä!$uK¡¡9$# y#ø2 ôMyèÏùâ ÇÊÑÈ n<Î)ur ÉA$t6Ågø:$# y#øx. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ n<Î)ur ÇÚöF{$# y#øx. ôMysÏÜß ÇËÉÈ
Artinya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana
ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?[2]
Dari ayat
diatas Allah menganjurkan kita untuk berpikir, merenungkan, dan menguasai kebenaran-kebenaran
alam agar dapat diambil pelajaran. Dengan kata lain belajar mandiri akan mampu
mempengaruhi seseorang untuk dapat mengkaji informasi yang sangat luas di
lingkungan sekitarnya agar bisa dijadikan sebuah ilmu dan pembelajaran yang
tepat pada sasaran kajian.[3]
Madrasah Aliyah sebagai lembaga pendidikan
Islam yang setara dengan sekolah menengah atas, yang dituntut untuk
melaksanakan program pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
nasional dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, yaitu
supaya tercipta manusia-manusia yang
cerdas dan menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang bertanggung jawab.[4]
Adapun
kurikulum pendidikannya ditetapkan oleh pemerintah, pengembangannya termasuk
di dalamnya mata pelajaran Qur’an Hadits diserahkan pada tingkat satuan
pendidikan.
Untuk itu perlu adanya strategi efektivitas
pembelajaran, dan penggunaan metode yang tepat, agar tercapainya suatu tujuan.
Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha itu dapat mencapai tujuannya dan
menunjukkan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang
dicapai untuk menjamin berlangsungnya proses pendidikan yang
kondusif bagi berkembangnya potensi peserta didik, sehingga mereka mampu hidup
mandiri dan harmonis di tengah-tengah
masyarakat yang majemuk.[5]
Belajar mandiri
memberi kesempatan peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit
bantuan guru. Mereka mengikuti kegiatan belajar dengan materi ajar yang sudah
dirancang khusus sehingga masalah atau kesulitan belajar sudah diantisipasi
sebelumnya. Metode belajar mandiri ini sangat bermanfaat, karena dianggap luwes,
tidak mengikat serta melatih kemandirian siswa agar tidak bergantung atas
kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan
kemandirian, diantaranya menjadi sistem belajar terbuka dan belajar jarak jauh.
Perubahan tersebut juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain dan kenyataan di lapangan.
Proses belajar
mandiri mengubah peran guru atau instruktur, menjadi fasilitator atau perancang
proses belajar. Sebagai fasilitator, seorang guru atau instruktur membantu
peserta didik mengatasi kesulitan belajar, atau ia dapat menjadi mitra belajar
untuk materi tertentu pada program tutorial. Tugas perancang proses belajar
mengharuskan guru untuk mengolah materi ke dalam format sesuai dengan pola
belajar mandiri.[6]
Metode belajar mandiri merujuk kepada
penggunaan metode-metode pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat
pengembangan inisiatif individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri.[7] Fokus metode
belajar mandiri ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah
bimbingan atau supervisi guru. Belajar mandiri menuntut siswa untuk bertanggungjawab
dalam merencanakan dan menentukan kecepatan belajarnya, dalam artian siswa tidak hanya mampu menyerap pengetahuan yang
disajikan, melainkan juga mampu memproses dan mengembangkan lebih lanjut.[8]
Oleh sebab itu, penggunaan metode belajar
mandir dalam pembelajaran Quran Hadist dipandang sangat cocok, karena selain
siswa dapat mencari informasi, bahan pelajara atau tugas yang telah diberikan
guru terlebih dahulu, juga penggunaan waktu pembelajaran dikelas bisa dimaksimalkan
untuk menjelasan dan praktek pembacaan Al-Quran dan Hadist dengan sangat
relevan sekal.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah:
1.
Bagaimana
penerapan metode belajar mandiri dalam pembelajaran Quran Hadist di MAN Blang
Pidie?
2.
Bagaimana
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Quran Hadist dengan mengunakan metode
belajar mandiri, dengan yang tidak mengunakan metode belajar mandiri di MAN
Blang Pidie?
C.
Penjelasan
istilah
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dan kesalah pahaman para pembaca tentang istilah yang terdapat dalam judul penelitian
ini, maka beberapa istilah perlu dijelaskan, yaitu:
1.
Efektivitas
Istilah
efektivitas berasal dari kata “efektif” yang artinya akibat, ada pengaruhnya,
mujur dan mujarab. Sedangkan efektivitas adalah pengaruh yang diakibatkan oleh
sesuatu keadaan yang menimpa.[9]
Menurut Zakiah Daradjat, dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama, Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, sehingga suatu organisasi
berhasil meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan
tujuan operasional sekolah.[10]
efektivitas
yang penulis maksudkan
adalah suatu kesesuaian dalam pencapaian pembelajaran terhadap
terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya
tujuan dan ketepatan waktu, sebagai mana yang diharapkan oleh tujuan
pendidikan Indonesia dan pendidikan Islam.
2.
Metode
Belajar Mandiri
Metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti "melalui" dan hodos berarti "jalan"
atau "cara."[11] Dengan demikian metode dapat berarti cara
atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Metode pada hakikatnya
adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan.[12] Dari pengertian-pengertian di atas metode
adalah jalan untuk mencapai tujuan yang bermakna untuk ditempatkan pada posisi
sebagai cara dalam menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan ilmu atau pemikiran secara
sistematika.
Belajar menurut
S. Sumanto adalah proses untuk mencari tahu sesuatu yang baru dengan
menggunakan suatu proses.[13]
Sedangkan belajar menurut Iman Sutadji adalah suatu proses perubahan sikap dan
tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar
ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau sesama teman.[14]
Sedangkan menurut Muhibbin Syah memberikan pengertian belajar adalah sebagai
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses
kognitif.[15]
Metode belajar
mandiri adalah proses peningkatan kemauan dan keterampilan peserta didik dalam memahami isi pelajaran yang
dibaca atau dilihatnya melalui media audio visual, mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Peserta didik
mencari sumber belajar yang dibutuhkannya merujuk kepada penggunaan
metode-metode pembelajaran yang tujuannya adalah mempercepat pengembangan
inisiatif individu siswa, percaya diri, dan perbaikan diri.[16]
belajar mandiri ini adalah merencanakan belajar mandiri siswa di bawah
bimbingan atau supervisi guru dan
menuntut siswa untuk bertanggungjawab dalam merencanakan dan menentukan
kecepatan belajarnya.[17]
Metode belajar mandiri yang penulis maksud
adalah proses peningkatan ketrampilan siswa dalam memahami pelajaran dengan
menemukan dan memahami pokok pelajaran secara mandiri, sesuai dengan tugas yang
diberikan guru baik berupa LKS maupun tugas lain, sebelum proses belajar
mengajar di dalam kelas di laksanakan.
3.
Pembelajaran
Pembelajaran
adalah berasal dari kata “belajar” berarti proses atau cara menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar.[18]
Jadi pembelajaran yang penulis maksud di sini
adalah proses belajar mengajar di kelas pada MAN Blang Pidie yang merupakan inti
dari kegiatan pendidikan di sekolah atau proses yang diselenggarakan guru untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap peserta didik.
- Al-Qur’an - Hadist
Al-Qur’an
secara etimologis berasal dari bahasa Arab, bentuk kata benda (masdar) dari
kata kerja qara’a yang berarti “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca
berulang-ulang”.[19]
Adapun secara terminologi, al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang tidak dapat ditandingi oleh siapapun, walaupun sesurat
saja.[20]
Al-Jurjani
mendefinisikan al-Qur’an dalam ta’rif berikut: “Al-Qur’an ialah wahyu yang
diturunkan kepada Rasulullah, yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukil
secara mutawatir tanpa syubhat. Sedangkan menurut ahli tahqiq, al-Qur’an adalah
ilmu laduni yang bersifat global, yang mencakup hakikat kebenaran.”[21]
Sedangkan
hadits adalah segala ucapan, perbuatan dan takrir (persetujuan) yang berasal
dari Rasulullah SAW.[22]
Jadi Qur’an Hadits
yang penulis maksud adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan pada MAN Blang
Pidie menurut kurikulum yang sudah ditentukan agar siswa dapat mengetahui
secara mendalam tentang sumber hukum Islam.
D.
Tujuan
dan Signifikan Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini diantaranya,
sebagai berikut:
a.
Untuk
mengetahui Bagaimana penerapan metode belajar mandiri dalam pembelajaran Quran
Hadist di MAN Blang Pidie.
b.
Untuk
mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran Quran Hadist dengan
mengunakan metode belajar mandiri, dengan yang tidak mengunakan metode belajar
mandiri di MAN Blang Pidie.
2.
Manfaat
Penelitian
Manfaat atau
kegunaan penulisan ini dapat dibagi dua yaitu:
a)
Secara
Teoritis, yakni harapan penulis agar tulisan ini dapat memberi sumbangan bagi
pengembangan konsep-konsep atau teori-teori selanjutnya.
b)
Secara
Praktis, semoga tulisan ini dapat berguna bagi siapa saja yang ingin
menggunakan hasil penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
E.
Hipotesis
Hipotesis yaitu
anggapan sementara yang masih memerlukan pengujian kembali atau sesuatu dengan
sementara yang kebenarannya masih harus dibuktikan dengan data dan
keterangan-keterangan selanjutnya[23].
Berdasarkan
uraian di atas yang menjadi hipotesis pada penelitian ini adalah:
1.
Penerapan
metode belajar mandiri pada mata pelajaran Quran Hadist di MAN Blang Pidie
belum baik.
2.
Dengan
menerapkan metode belajar mandiri dapat meningkatkan keberhasilan balajar siswa
dalam memahami pelajaran Quran Hadist, dibandingkan dengan metode biasa
[1]Abu Ahmadi, Pengantar IlmuPendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1993), hal. 96.
[2]Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 181.
[3] Syaikh M. Jamaluddin Mahfuzh, Pikologi
Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2001), hal. 182.
[5]E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda, 2002),
hal. 82.
[8]Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,
(Bandung: Falah Production, 2001), hal. 139.
[9]Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hal. 987.
[11]H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu
Tinjauan Teoritis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan interdesipliner, (Jakarta: Bumi Akasara, 1991), hal.
61.
[12] Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran
tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1991), hal. 183.
[13]S. Sumanto, Faktor-faktor yang Mempengruhi Belajar,
(Semarang: Toha Putra, 2001) hal.
[14]Imam
Sutadji, Pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar, (Jakarta: Dir.Dikmenum, 1994), hal.
[18]Ramli
Maha, Rencana Pembelajaran Sistem PAI, (Dosen Intruksional: IAIN
Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, t.t.), hal. 54.
[19] Muchtar Yahya dan
Fatchurrahman, Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqh Islam, Cet. IV,
(Bandung: al-Ma’arif, 1986), hal. 31.
[20] Hasbi Ash-Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu
al-Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hal. 73.
[21] Muchotob Hamzah, Studi al-Qur’an Komprehensif,
(Yogyakarta: Gama Media, 2003), hal.
[22] Hasbi Ash-Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar...,
hal. 22.
[23]Winarno
Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar
Metode dan Teknik, (Bandung: Tarsito, 1982), hal. 68.
Komentar
Posting Komentar