GIZI SEIMBANG UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI

GIZI SEIMBANG UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI

I.  PENDAHULUAN 

Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu 
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 
(SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit 
kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 
diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena 
berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes 
mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang 
sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, disiplidemia dan 
diabetes mellitus. 

Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola 
makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah kurang 
gizi yaitu: gizi buruk, anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang 
Vitamin A (KVA)  masih merupakan kendala yang harus ditanggulangi, namun 
masalah gizi lebih cenderung meningkat terutama di kota-kota besar. Hasil survey 
Indeks Massa Tubuh (IMT) tahun 1995 – 1997 di 27 ibukota propinsi menunjukkan 
bahwa prevalensi gizi lebih mencapai 6,8%  pada laki-laki dewasa dan 13,5% pada 
perempuan dewasa. Sedangkan Monica (1994) menunjukkan bahwa hipertensi 
didapati pada 19,9% usia lanjut (usila) yang gemuk dan 29,8% pada usila dengan 
obesitas. 

Masalah gizi Klinis merupakan masalah gizi yang erat hubungannya dengan penyakit 
dan penanganannya memerlukan tindakan yang komprehensif. Sehingga hipertensi 
yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, perlu 
dicegah dan diobati dengan merubah pola makan menjadi pola makan sehat yang 
berpedoman pada aneka ragam makanan yang memenuhi gizi seimbang. 


II.  HUBUNGAN GIZI DAN HIPERTENSI 

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas 
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai  faktor 
dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab 
hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat 
adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari 
pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah. 

Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa 
mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang 
berhubungan dengan diet seseorang, walaupun f aktor usia juga berperan, karena 
pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya 
berkurang. 
 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
2 
Pembuluh yang mengalami sklerosis (aterosklerosis), resistensi dinding pembuluh 
darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk meningkatkan 
denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh. 

Menurut Maria C. Linder, Ph.D dari California State University, Fullerton, CA, masih 
menjadi perdebatan kontroversi tentang pengaruh faktor diet dan cara hidup 
terhadap terjadinya aterosklerosis. Namun dari beberapa kecenderungan 
menyatakan bahwa: 1) terjadinya plak (plaque) aterosklerosis merupakan suatu 
respon dari cedera pada dinding arteri terhadap kerusakan yang dibentuk oleh 
lapisan epitel; 2) serat makanan, Mg dan beberapa mikronutrien seperti Cr, Cu 
mungkin penting dalam pencegahan jangka panjang atau memperlambat 
aterosklerosis. Selain itu konsumsi tinggi kolesterol dan lemak yang memicu 
terjadinya aterosklerosis dapat berikut ini.  

Aterosklerosis terjadi  bila sebagian besar permukaan bagian dalam arteri besar 
membentuk plaque. Ada tiga macam plaque, yaitu: 

1.  Raise Plaque (gambar C) 
Terdiri dari peninggian sel -sel urat daging licin, serat, lipid dan puing-puing 
(jaringan nekrotik adalah suatu penebalan lapisan medial), kalsifikasi dan 
hemoragi dari dinding arteri. Plaque tersebut menonjol ke arah lumen dan 
menyebabkan pengurangan aliran darah dan elastisitas pembuluh darah. Ini akan 
menyebabkan terbentuknya trombus yang oklusif (pembekuan) dan dapat 
menyebabkan infark miokardium dan stroke. 

2.  Plak yang disebut Fatty Streaks (gambar A) 
Terdiri dari proferasi sel -sel urat daging licin bersama dengan berbagai lipid intra 
dan ekstra sekuler. 

3.  Fibrosis Plaque (gambar B) 
Serat-serat tenunan pengikat membentuk semacam tutup / topi diatas lipid 
ekstraselluler bagian dalam dan sisa-sisa seluler membentuk pinggiran yang 
mengganggu lumen. 

Faktor-faktor penyebab cenderungnya dinding pembuluh darah membentuk plak 
antara lain: cedera mekanis, panas/dingin, zat-zat kimia, virus, homosistein dan 
kolesterol.  







 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
3 
Hasil pengamatan epidemiologi yang membandingkan populasi atau sub populasi di 
beberapa negara, menunjukkan bahwa banyak faktor cara hidup dan makanan yang 
menyebabkan risiko menjadi lebih besar untuk menderita penyakit kardiovaskuler. 

Tabel berikut ini memperlihatkan faktor risiko penyebab aterosklerosis, yaitu: 

Faktor Risiko Dalam Aterosklerosis 

Primer : 
·  Merokok (³ 1 pak sehari) 
·  Tekanan darah (diastolik 90 m Hg, sistolik > 105 mm Hg) 
·  Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)  

Sekunder : 
·  Peningkatan trigliserida plasma 
·  Obesitas 
·  Diabetes 
·  Stress kronis 
·  Pil KB 
·  Vasektomi  
Sumber: Informasi dari Naito (1980) dan Connor (1980) 

Merokok, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar kolesterol plasma/serum 
adalah faktor risiko utama terjadinya asteroklerosis, sedangkan penyebab sekunder 
adalah stress, kurang gerak, peningkatan trigliserida plasma. Rasio kolesterol HDL : 
LDL berbanding terbalik dengan terjadinya asteroklerosis dan ini lebih berarti 
daripada hubungan dengan total kolesterol serum LDL yang berlebihan memicu 
terjadinya asteroklerosis pada dinding pembuluh darah. Selain konsumsi lemak yang 
berlebih, kekurangan konsumsi zat gizi mikro (vitamin dan mi neral) sering 
dihubungkan pula dengan terjadinya ateroklerosis, antara vitamin C, vitamin E dan 
B6 yang meningkatkan kadar homosistein. Tingginya konsumsi vitamin D merupakan 
faktor terjadinya asteroklerosis dimana terjadi deposit kalsium yang menyebabkan 
rusaknya jaringan elastis sel dinding pembuluh darah. 


III.   GIZI SEIMBANG 

Gizi berasal dari bahasa arab: “al gizai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk 
kesehatan. Dapat juga diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. 
Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dimulai dari saat 
pembuahan, berlangsung sepanjang masa hidupnya hingga dewasa sampai masa 
tua, memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat 
zat gizi atau nutrien dalam bentuk makanan yang berasak dari hewan (hewani) dan 
tumbuh-tumbuhan (nabati). Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak 
yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut dengan 
zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh 
diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk 
memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat 
gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan 
kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai 
kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima. 
 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
4 
Hidangan “gizi seimbang” adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat 
pembangun dan zat pengatur. Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukan 
aktivitas sehari-hari yang sebagian besar dibutuhkan dari bahan makanan sumber 
karbohidrat dan lemak serta sedikit protein. Zat pembangun atau protein ini penting 
untuk pertumbuhan dan mengganti sel -sel rusak yang didapatkan dari bahan 
makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati). Bahan makanan sumber zat 
tenaga dari karbohidrat, antara lain: beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, 
sagu, roti, mie, pasta` makaroni dan tepung-tepungan disamping gula murni, baik 
sukrosa, glukosa atau laktosa. Sedangkan bahan makanan sumber zat tenaga dari 
lemak antara lain: lemak hewani, minyak, santan, margarine dan mentega. Bahan 
makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewani antara lain: daging, ikan, 
ayam, telur, udang, kerang sari serta turunannya (seperti keju, yoghurt,  dll). 

Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang 
mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses metabolisme 
atau bekerjanya fungsi organ tubuh. Selain itu, air juga diperlukan untuk proses 
metabolisme. Sedangkan serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk 
memberikan isi perut (bulky) dan membantu memperlancar proses buang air besar. 
Selain itu serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus. 

Disamping “4 Sehat 5 Sempurna”, pola makan yang mengikuti “13 Pesan Dasar Gizi 
Seimbang” sangat dianjurkan untuk mendapatkan kecukupan zat gizi.  

1.  Makanlah aneka ragam makanan 
Makan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari 
berbagai makanan, yang menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, 
zat pembangun dan zat pengatur. 

2.  Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi 
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi agar 
dapat melakukan aktivitas sehari-hari.  

3.  Makanlah  makanan  sumber  karbohidrat,  setengah  dari  kebutuhan 
energi 
Dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks (padi -padian, umbi -
umbian dan tepung-tepungan) daripada karbohidrat murni (gula). 

4.  Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan 
energi 
Lemak dan minyak berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu 
penyerapan vitamin A, D, E, dan K serta menambah lezatnya hidangan. 
Dianjurkan menggunakan lemak dan minyak nabati, karena mudah dicerna oleh 
tubuh. 

5.  Gunakan garam beryodium 
Garam beryodium adalah garam natrium yang diperkaya dengan kalium yodida, 
sebanyak 30-80 ppm. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam 
beryodium untuk memasak/mengolah makanan agar tidak terjadi Gangguan 
Akibat Kurang Yodium (GAKY). 


 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
5 
6.  Makanlah makanan sumber zat besi 
Zat besi / Fe adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb) 
atau sel darah merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia. Sumber zat 
besi yang baik berasal dari makanan hewani (heme-iron) dibandingkan dari 
makanan nabati (nonheme-iron). 

7.  Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan 
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinya lengkap, 
mengandung zat kekebalan dan memberikan ASI akan mempererat jalinan kasih 
saying ibu dan bayinya. 

8.  Biasakan makan pagi 
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahanan fisik, 
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. 

9.  Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya 
Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau 
diproses dengan alat (air minum dalam kemasan). Fungsi air minum dalah tubuh 
adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan 
dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme. 
Dianjurkan minum sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas sehari untuk 
mencegah dehidrasi dan menurunkan risiko penyakit ginjal.  

10.  Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur 
Kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan  untuk 
meningkatkan  kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan 
fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses menua. 

11.  Hindari minum minuman beralkohol 
Alcohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain. Kebiasaan 
minum alcohol dapat mengakibatkan: kurang gizi, penyakit gangguan hati, 
kerusakan saraf otak dan jaringan serta menyebabkan kecanduan.  

12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 
Makanan yang aman adalah makanan bebas dari kuma dan bahan kimia 
berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. 

13.  Bacalah label pada makanan yang dikemas 
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan 
ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan 
keterangan penting lain. Hal tersebut sangat membantu konsumen pada saat 
memilih dan membeli makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan kondisi 
kesehatan konsumen.  

Kebutuhan gizi setiap individu berbeda, dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini: 

1.  Umur: masa pertumbuhan dari  janin, bayi, balita, usia remaja sampai dewasa 
muda membutuhkan zat gizi cukup. Kekurangan zat gizi pada masa tersebut 
akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. Contoh: kurang yodium pada ibu 
hamil menyebabkan anak kretin. 
 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
6 
2.  Jenis Kelamin: pada umumnya laki -laki memerlukan zat gizi lebih dibandingkan 
wanita karena luas permukaan tubuh maupun otot pada laki-laki lebih besar 
daripada wanita. Namun kebutuhan Fe pada wanita cenderung lebih tinggi 
karena wanita mengalami menstruasi.  

3.  Aktifitas: kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun 
mental memerlukan energi/kalori yang lebih banyak. 

4.  Wanita hamil dan orang yang baru sembuh dari sakit umumnya memerlukan zat 
gizi yang lebih banyak. Namun pada penderita penyakit-penyakit tertentut seperti 
jantung, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit degeneratif lain memerlukan 
diet khusus dimana ada unsur zat gizi dengan jumlah tertentu yang harus 
dibatasi.  

5.  Lingkungan yang dingin membutuhkan kalori dan protein yang lebih. Demikian 
pula orang yang berada di lingkungan bahan nuklir harus mendapatkan suplemen 
khusus (vitamin dan mineral) untuk melindungi sel -sel tambahan dari efek 
radiasi.  

Sehingga Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan 
kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, 
kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut: 

Angka Kecukupan Gizi (Kkal/hari)   Jenis Kelamin 
Ringan  Sedang  Berat 
Laki -laki  1,56 x BMR  1,76 x BMR  2,10 x BMR 
Wanita  1,55 x BMR  1,70 x BMR  2,00  x BMR 
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian) 
(dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998) 

Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi didasarkan pada pengeluaran 
energi dimana komponen Basal Metabolic Rate merupakan komponen utama. Nilai 
BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara 
sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier 
sebagai berikut : 

Rumus untuk menaksir nilai BMR 
BMR (Kkal/hari)   Kelompok Umur 
(tahun)  Laki -laki  Wanita 
0 – 3  60,9 BB +  54  61,0 B + 51 
3 – 10  22,7  BB +  495  22,5 B + 499 
10 – 18  17,5  BB +  651  12,2 B + 746 
18 – 30  15,3  BB +  679  14,7 B + 496 
30 – 60  11,6  BB +  879  8,7 B + 829 
> 60  13,5  BB +  487  10,5 B + 596 
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian) 
(dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998) 
   
Keterangan : 
BB  =  Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/norma tergantung 
tujuan) 
 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
7 
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein 
dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari. 
Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi 
tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat 
ditingkatkan antara 1,2-1,8  gram/kgBB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan 
protein dari protein nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1. 

Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa 
secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut: 

Indikator  Tingkat Konsumsi  Tingkat Persediaan 
Energi   2.150 K Kalori   2.500 K Kalori  
Protein  46,2 gram  55 gram 
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)  

AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang 
dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, 
lauk nabati 2-4 potong, sayuran 1 ½  - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. 
Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.  



IV.  POLA MAKAN SEHAT UNTUK MENCEGAH HIPERTENSI 

Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah 
asteroklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena untuk 
mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih 
disamping pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak 
sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang 
yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia 
lanjut. S ebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam 
mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause. 

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”, dimana 
mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas” 
yang terdiri dari: 

Sumber karbohidrat   :   biji -bijian. 
Sumber protein hewani  :  ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu 
rendah/bebas lemak.  
Sumber protein nabati  :  kacang-kacangan dan polong-polongan serta 
hasil olahannya. 
Sumber vitamin dan mineral  :  sayur dan buah-buahan segar. 


A.  CAPAI DAN PERTAHANKAN BERAT BADAN IDEAL 

Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan 
ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan 
energi  total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi 
dan atau makanan yang kandungan gula dan lemaknya tinggi. Disamping itu, agar 
melakukan aktifitas fisik yang cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
8 
dengan menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk 
menurunkan berat badan, penggunaan energi harus melebihi asupannya. Cara 
mengukur berat badan ideal yang dapat digunakan adalah : 

1.  Menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) : 

    BB (kg) 
IMT = -------------- 
  TB x TB (m) 

Status Gizi  Wanita  Laki-laki  
Normal  17 -23  18 –25 
Kegemukan   23 – 27  25 - 27 
Obesitas  > 27  > 27 
BB = Berat Badan, TB = Tinggi Badan 

Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg 

      58 
IMT = ---------------- = 22,37 (normal)  
  1,61 x 1,61 

2.  Menggunakan Rumus BROCCA : 

BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100) 

Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan 
dan bila diatas 20% sudah terjadi obesitas. 

Contoh:   wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg 
BB ideal   = (161 – 100) – 10% (161 – 100) 
  = 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg) 
BB 58 kg masih dalam batas  > 10%. 

Secara umum untuk menurunkan berat badan dapat dicapai dengan menurunkan 
asupan total kalori. Dianjurkan untuk menurunkan berat badan 0,5  – 1 kg per 
minggu. Sehingga kebutuhan kal ori harus dikurangi 500 – 1000 KKal/hari. Dianjurkan 
untuk meningkatkan penggunaan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan 
produk biji-bijian serta mengurangi bahan makanan hewani (daging merah), lemak 
atau minyak jenuh (mentega atau santan), karbohidrat murni (gula, tepung-
tepungan) dan yang mengandung alkohol. Dalam menjalankan diet rendah kalori, 
agar berhati-hati terjadinya kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Oleh 
karena itu, dianjurkan banyak makan sayuran dan buah-buahan (daftar bahan 
makanan penuh dapat dilihat di lampiran 1). 

Perhitungan energi sangat penting pada diet untuk mempertahankan atau 
menurunkan BB mencapai ideal. Diet tinggi lemak dapat menyebabkan kenaikan BB 
dalam waktu cepat. Namun harus diperhitungkan pula asupan dari s eluruh total 
energi per hari terutama dari sumber makro nutrisi, yaitu: karbohidrat, protein dan 
lemak. 1 gram lemak setara dengan 9 kkal, 1 gram karbohidrat dan protein setara 
dengan 4 kkal sedangkan 1 gram alcohol setara dengan 7 kkal. Oleh karena itu, 
komposisi makronutrien yang dianjurkan adalah mengurangi bahan makanan Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
9 
terutama dari sumber-sumber lemak dan protein, terutama bagi usia dewasa sampai 
usia lanjut (> 40 tahun). 

Piramida makanan dibawah ini menggambarkan komposisi makanan yang 
dianjurkan. 



















Di kutip dari : Pedoman makaan untuk Kesehatan Jaantung Indonesia, 2002 


DAFTAR BAHAN PANGAN : 
1.  Serelia, dan umbi -umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum, cantle, 
jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat. 
2.  Sayuran: 
-  Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun 
pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya. 
-  Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, 
dan sebagainya. 
-  Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya. 
3.  Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu, 
semangka, melon, sawo, mangga. 
4.  Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan. 
5.  Unggas, ikan, putih telur. 
6.  Daging merah, kuning telur. 
7.  Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya. 
8.  Gula, garam. 

B.  CAPAI DAN PERTAHANKAN KADAR KOLESTEROL 

Lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar kolesterol, sehingga 
dianjurkan untuk menurunkan asupan lemak jenuh < 10% asupan total energi 
dengan membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh (susu tinggi lemak dan 
produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada orang dengan kadar 
kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit kardiovaskuler, lemak jenuhnya harus 
lebih rendah (< 7% total energi). 

Minyak, santan, lemak,  
jeroan, margarine, susu dan produk susu 
Daging merah, kuning telur 
Daging putih (ikan, unggas), putih telur 
Kacang-kacangan 
Buah 
Sayuran 
Serelia dan umbi-umbian serta hasil olahannya Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
10 
Asam lemak trans diet dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunan kolesterol 
HDL. Asam lemak ini terdapat pada produk makanan jadi yang mengandung minyak 
tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian seperti kue kering, kraker, makanan yang 
dipanggang dan digoreng. Minyak yang digunakan pada makanan yang digoreng di 
kebanyakan restoran kemungkinan mengandung asam lemak trans yang tinggi. 
Untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan kadar kolesterol, dianjurkan untuk 
mengkonsumsi total  sumber asam lemak (< 10% kebutuhan energi). 

Disamping itu juga harus menurunkan konsumsi bahan makanan tinggi kolesterol, 
walaupun bahan makanan tersebut rendah sumber asam lemak jenuh. Kolesterol 
dalam makanan dapat juga meningkatkan kadar kolesterol LDL, walaupun tidak 
sebanyak lemak jenuh. Kebanyakan makanan tinggi lemak jenuh juga merupakan 
sumber kolesterol, sehingga mengurangi komsumsi makanan ini akan memberikan 
keuntungan lebih yaitu pembatasan asupan kolesterol. Makanan kaya kolesterol 
tetapi rendah kadar asam lemak jenuh (kuning telur) serta kacang-kacangan dengan 
kadar lebih rendah sehingga efeknya lebh kecil terhadap kolesterol LDL. 

KONSUMSI  TARGET KADAR KOLESTEROL 
YANG DICAPAI 

ÿ  Makanan hewani << 
ÿ  Telur dan kacang-kacangan < 

< 300 mg/Hari 

*) 
ÿ  Makanan hewani <<< 
ÿ  Telur dan kacang-kacangan <<< 

< 200 mg/hari 
*) dianjurkan bagi individu dengan kadar kolesterol LDL yang meningkat 

Sebagai kompensasi pengurangan sumber asam lemak jenuh dan trans dibutuhkan 
sumber makanan lain dari karbohidrat dan l emak tak jenuh. Dapat juga ditambahkan 
beberapa jenis serat yang larut seperti havermouth untuk mengurangi kolesterol 
LDL. 

Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan penggunaan serat 
untuk setiap gram dapat menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl. Sehingga 
dianjurkan diet tinggi serat yang diperoleh dari sumber karbohidrat seperti nasi, 
jagung, ubi, gandum, kentang, talas, oat. 

Makanan yang diperkaya dengan asam lemak tak jenuh berguna untuk merubah 
sifat-sifat aterogenik karena disiplidemia yang ditandai dengan kadar kolesterol HDL 
yang rendah, trepliserida yang meningkat dan kolesterol LDL meningkat. Penelitian 
menunjukkan bahwa makanan kaya asam lemak tak jenuh omega-3, khususnya EPA 
dan Docosa Hexaaonoat Acid (DHA), dapat memperbaiki  profil lipoprotein darah. 

Asam lemak omega-3 yang lain yaitu asam linoleat dapat menurunkan risiko infark 
imokard dan penyakit jantung iskemik pada usinta. Makanan sumber asam lemak 
omega 3 antara lain adalah ikan terutama ikan berlemak dari laut  seperti ikan 
tongkol, sarden, salem dan minyak tumbuh-tumbuhan seperti kedelai, jagung, 
kacang. Dianjurkan untuk mengkonsumsi ikan minimal 2 porsi / mg (50 gr / porsi). 


 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
11 
Selain itu, untuk menurunkan dan mempertahankan kadar kolesterol dan lipoprotein 
dalam darah, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang kaya akan 
kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol tinggi, serta memperbanyak konsumsi 
sayuran, ikan, polong-polongan dan kacang-kacangan sebagai sumber asam lemak 
tak jenuh. 

C.  PERTAHANKAN TEKANAN DARAH NORMAL 

Asupan garam (Natrium Chlorida) dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa 
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan natrium + 1,8 gram/hari 
dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada 
penderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan 
darah normal. Respons perubahan asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi 
diantara individu yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor usia. 
Disarankan asupan garam < 6 gram sehari atau kurang dari 1 sendok teh penuh. 

Dari berbagai penelitian, terbukti bahwa kenaikan berat badan dapat meningkatkan 
tekanan darah dan terjadinya hipertensi, walaupun pada program penurunan berat 
badan. Penurunan tekanan darah dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang 
diinginkan. Penurunan sistolik dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan 
adalah 1,6 / 1,1 mmHg. Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan 
normal, untuk menghindari terjadinya hipertensi.  

Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol atau bahan makanan yang 
mengandung alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah. Disamping itu 
alkohol juga dapat menyebabkan kecanduan. 

Dari penelitian-penelitian klinis memperlihatkan pemberian suplemen kalium dapat 
menurunkan  tekanan darah. Dengan suplementasi diet kalium 60-120 mmol/hari 
dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada 
penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada orang normal. Diet kaya kalium 
juga dihubungkan dengan penurunan ri siko stroke. Asupan diet kalium, Mg dan 
kalsium sebaiknya bersumber pada bahan makanan alami. Pemberian suplemen 
harus dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu. 

Contoh menu seimbang untuk mencegah hipertensi pada seorang wanita dengan 
umur 55 tahun, BB =  60 kg, TB = 150 cm, Tekanan darah = 130/90 mHg dan 
aktivitas ringan : 

        60 
IMT = -------------- = 26,67 (kegemukan) 
   1,5 x 1,5 

BB ideal = (150 – 100) – 10% x (150 – 100) =  45 kg 
Penurunan BB menjadi 50 kg masih dalam batas  > 10%. 

Jadi kebutuhan energi dari wanita tersebut diatas adalah : 

BMR = (8,7 x 50) + 829 = 522 + 829 = 1264 
AKG =  1,55 x 1264 = 1849,25 Kkal.  

Karena kegemukan , sehingga total kalori diturunkan menjadi 1500 Kkal  Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
12 
Kebutuhan karbohidrat   :  65% x 1500 = 900 kkal = 225 gram (60-65%) 
Kebutuhan protein  :  20% x 1500 = 300 kkal = 60 gram (15-25%) 
Kebutuhan lemak  :  15% x 1500 = 225 kkal = 25 gram (10-15%) 

Pembagian Makanan Sehari 
BAHAN MAKANAN  Berat(gram)  URT 
Pagi :  Nasi   
          Telor ayam/susu skim                             
          Tempe/tahu 
          Sayuran 
Jam 10.00 : 
           Buah 

Siang : Nasi  
           Daging/ayam 
           Tempe/tahu 
           Sayuran 
           Buah 
 Minyak utk menggoreng 

Jam 16.00 : 
Buah 
Malam : 
Nasi  
Ikan 
Tempe/tahu 
Sayuran  
Buah 
100 
55/30 
25 
50 

100 

100 
25 
25 
50 
100 
15 


100 

100 
25 
25 
50 
100 
¾ gls 
1 btr/2 sdk mkn 
½ ptg 
½ gls 

1 ptg bsr 

¾ gls 
½ ptg 
1 ptg 
½ gls 
1 ptg bsr 
1 sdm 


1 ptg bsr 

¾ gls 
½ ptg 
½ ptg 
½ gls 
1 ptg bsr 


V.  PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI 

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi  > 160 /gram mmHg, selain 
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. 
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan 
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga 
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, 
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan 
pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan 
diabetes mellitus. 

Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut : 
·  Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang. 
·  Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita. 
·  Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan 
dalam daftar diet. 

Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam n atrium yang terdapat dalam 
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. 
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, 
dianjurkan  konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼  - ½ sendok teh/hari 
atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium. Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
13 
A. MENGATUR MENU MAKANAN 

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi  untuk 
menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol 
darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami 
stroke atau infark jantung.  
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah: 
1.  Makanan yang berkadar  lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, 
gajih). 
2.  Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, 
keripik dan makanan kering yang asin). 
3.  Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink). 
4.  Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, 
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). 
5.  Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein 
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, 
kulit ayam). 
6.  Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco 
serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. 
7.  Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. 

STOP : KONSUMSI DAGING KAMBING DAN DURIAN 

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa 
tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur 
dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan 
dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja 
makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. 
Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam 
jangan l ebih dari 1 sendok teh per hari.  

Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120  – 175 mEq/hari) dapat 
memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian 
kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah 
natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg 
kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) 
kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium). 

Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas 
susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi 
kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 
mg. 

Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori,  kalsium dan natrium yang 
dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada 
ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre 
eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur 
serta meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan). 

Contoh menu pada seorang penderita hipertensi laki-laki umur 55 tahun, TB = 175 
cm, BB = 80 kg, Tekanan darah = 160/100 mHg dengan aktivitas ringan. Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
14 
        80 
IMT = -------------- = 26,13 (gemuk) 
   1,75 x 1,75 

BB ideal = (175-100) – 10% (175-100) = 67,5 kg 
Penurunan BB menjadi 75 kg masih dalam batas > 10%. 

Jadi kebutuhan energi dari laki-laki  tersebut diatas adalah : 
BMR = (11,6 x 75) + 879 = 870+ 879 = 1749 
AKG = 1,56 x 1749 = 2728 Kkal.  

Karena kegemukan, sehingga total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal . 
   
Kebutuhan karbohidrat   :  65% x 2500  = 1625 kkal   = 406,25 gram (60-65%) 
Kebutuhan protein  :  20% x 2500  = 500 kkal    = 100 gram (15-25%) 
Kebutuhan lemak  :  15% x 2500  = 375 kkal    = 41,66 gram (10-15%) 




Pembagian Makanan Sehari 
BAHAN MAKANAN  Berat(gram)  URT 
Pagi :  Nasi   
          Telor ayam/susu skim                                     
          Tempe/tahu 
          Sayuran 
Jam 10.00 : 
           Buah 

Siang : Nasi  
           Daging/ayam 
           Tempe/tahu 
           Sayuran 
           Buah 
 Minyak utk menggoreng 

Jam 16.00 : 
Buah 
Malam : 
Nasi  
Ikan 
Tempe/tahu 
Sayuran  
Buah 
Minyak untuk menumis  
Catatan :konsumsi garam dapur tidak 
lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari 
250 
55/45 
50 
100 

100 

250 
50 
50 
100 
150 
15 


200 

200 
50 
50 
100 
150 
15 
1¾ gls 
1 btr/3 sdk mkn 
1 ptg 
1 gls 

1 ptg bsr 

1¾ gls 
1 ptg 
1 ptg 
1 gls 
1 ½ ptg bsr 
1 sdm 


2 ptg bsr 

1 ½ gls 
1 ptg 
1 ptg 
1 gls 
1 ½ ptg bsr 
1 sdm 




 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
15 
B. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN 

Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, 
namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat. 
Sebagai tenaga medis harus berhati -hati  memberikan anjuran minuman suplemen 
agar tidak terjadi overdosi s. 

1.  Vitamin dan penurunan homosistein : 
Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim 
yang essential untuk metabolisme homosis tein. Berbagai penelitian menunjukkan 
bahwa peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko 
penyakit arteri koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan 
peningkatan risiko penyakit  koroner dan kadar vitamin yang rendah juga 
berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko 
aterosklerosis yang berhubungan  dengan rendahnya kadar vitamin  B6 tidak 
berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 
tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler. 

2.  Kacang kedelai dan isoflavon : 
Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki aktivitas 
estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa 
isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total, 
kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL. 
Sehingga dianjurkan mengkonsumsi protein kedelai (20  – 50 gram/hari) dengan 
modifikasi diet pada penderita dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang 
tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi, 
dengan kandungan gizi lebih baik d ari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan untuk 
di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.  
   
3.  Tempe : 
Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi kaping 
rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada 
berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari 
kedelai, yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kaping 
sehingga nampak berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai 
berwarna kuning pucat, diantara miselium. 

Fermentasi kaping menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi empuk 
dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.  

Nilai Gizi Tempe : 

Protein 
Enzim-enzim yang dihasilkan kaping, menghasilkan asam amino bebas, sehingga 
kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.  

Karbohidrat 
Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (2 
terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai 
menjadi tempe menghasilkan karbohidrat. 

 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
16 
Lemak 
Enzim dalam kaping dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi 
14,4% dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%. 

Mineral 
Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose, yang tidak 
dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kaping menghasilkan enzim 
fitase yang menguraikan asam fitat, sehingga forfosenya dapat dimanfaatkan 
tubuh. 

Vitamin 
Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum), Vitamin Bb 
(Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar 
vitamin B1 menurun karena untuk pertumbuhan kaping dan terbentuk pula 
vitamin B12 oleh bakteri yang tidak ada dalam produk nabati lainnya. 

Manfaat Tempe : 

Tempe merupakan s umber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita  hiper 
kolesterolemia. Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar 
kolesterol dalam darah serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah, 
karena tempe mengandung asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita 
hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet 
rendah lemak jenuh. 

Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan 
beberapa jenis bakteri granpositif serta penyebab diare (salmonella sp dan 
shigella sp). Oleh karena itu, tempe juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang 
menderita diare. 

4.  Asam lemak omega 3 : 
Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari 
dapat menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, 
dan dilaporkan dapat  menurunkan kadar kolesterol danmencegah penyakit 
jantung koroner 

5.  Serat : 
Walaupun berbagi studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapapa jenis 
serat gengan penurunan kolesterol lDDL dan atau kolesterol total, namun belum 
ada bukti langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan 
penurunan penyakit kardio vaskular. 


C. TERAPI PENUNJANG 
   
Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi, 
diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi, 
terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. 

Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu 
menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang 
harus dihindari/dibatasi.  Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
17 
D. GARAM NATRIUM 

Garam natrium terdapat secara alamiah dalam bahan makanan atau ditambahkan 
pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan 
biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Garam Natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya berupa 
ikatan, yaitu : 

1.  Natrium Chlorida atau garam dapur 
2.  Mono-Natrium Glutamat atau vetsin 
3.  Natrium Bikarbonat atau soda kue 
4.  Natrium Benzoat untuk mengawetkan buah 
5.  Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging 
seperti Corned beef. 

Cara memasak untuk mengeluarkan garam Natrium antara lain : 
1.  Pada ikan asin di rendam dan di cuci terlebih dahulu 
2.  Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan  mencampur 
margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair dan 
garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan 
memasukkan panci kedalam kulkas. Margarine akan keras kembali dan buang air 
yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.  



---ooo0000ooo--- 
 Disampaikan pada Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI 
Sabtu, 21 September 2002 
18 
KEPUSTAKAAN : 
  
1.  Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis, Maria C. Linder, 
Ph.D, Department of Chemistry, Fullertor, diterjemahkan oleh Aminudin Parakkasi; 
Penerbit UI Press, 1992 

2.  Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes RI, 1998 

3.  Dr. Achmad Djaeni S. M.Sc, Ilmu Gizi, Jakarta, 1985 

4.  Makanan Formula Untuk Mengatasi Masalah Kurang Energi Protein (KEP), Direktorat Bina 
Gizi Masyarakat, Jakarta, 1994 

5.  Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, Depkes RI; Jakarta, 1995 

6.  Pedoman Makan Untuk Kesehatan Jantung Indonesia, PERKI Pusat dan Yayasan Jantung 
Indonesia; Jakarta, 2002 

7.  Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II, Mary Courtney Moore, diterjemahkan oleh Dr. 
Liniyanti D. Oswari M. N. S. MSc; Hipokrates Tahun I, 1992 

8.  Penuntun Diet, Bagian Gizi RSCM dan PERSAGI; Jakarta, 1996 

9.  Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, LIPI Jakarta 1998

Komentar

Postingan Populer